Selasa, 29 Maret 2011

PTK...
Kerjakanmi, Tien......!!!

Rabu, 09 Maret 2011

Kembali ke masjid..

Ada perasaan damai yang menelusup di dada, ketika kaki ini kembali kulangkahkan ke masjid Al Ihsaan, LPI-Dompet Dhuafa Bogor. Yah, memang sudah beberapa pekan lamanya saya tidak mengikuti sholat jama'ah di masjid. Akhwat sholat di masjid ga' wajib kan...?
Iqomat berkumandang...Imam mulai melantunkan Al fatihah, surah As Syams..Ad dhuha..Subehanallah..sungguh damai hati ini Yaa Rabb..!Tak terasa air mata ini mengalir dengan derasnya. Satu hal yang pasti kuyakini, Engkau kembali menyentuh hatiku Yaa Rabb, terima kasih..

Siang, waktu teman2 di paviliun asyik dengan mimpi indah di siang bolong dan saya sibuk dengan cucian2ku..
Alunan suara Vidi Aldiano menemaniku bermain dengan busa sabun cucianku..

Cinta Jangan Kau Pergi..
Tinggalkan diriku sendiri..
Cinta jangan kau lari..
Aoalah arti hidup ini, tanpa cinta dan kasih..
Selamanya...

Seketika, pikiran ini terbawa kepada potongan video ingatan akan "rasa" yang menelusup ..merasuk ke hatiku, ketika kembali melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Rasa itu..
Rasa yang tidak ingin saya tukar dengan apapun..!!
Cinta jangan kau pergi...
Saya cuma butuh itu..
Butuh cintaMu...butuh ridhoMu..

Kembali ke masjid..

Ada perasaan damai yang menelusup di dada, ketika kaki ini kembali kulangkahkan ke masjid Al Ihsaan, LPI-Dompet Dhuafa Bogor. Yah, memang sudah beberapa pekan lamanya saya tidak mengikuti sholat jama'ah di masjid. Akhwat sholat di masjid ga' wajib kan...?
Iqomat berkumandang...Imam mulai melantunkan Al fatihah, surah As Syams..Ad dhuha..Subehanallah..sungguh damai hati ini Yaa Rabb..!Tak terasa air mata ini mengalir dengan derasnya. Satu hal yang pasti kuyakini, Engkau kembali menyentuh hatiku Yaa Rabb, terima kasih..

Siang, waktu teman2 di paviliun asyik dengan mimpi indah di siang bolong dan saya sibuk dengan cucian2ku..
Alunan suara Vidi Aldiano menemaniku bermain dengan busa sabun cucianku..

Cinta Jangan Kau Pergi..
Tinggalkan diriku sendiri..
Cinta jangan kau lari..
Aoalah arti hidup ini, tanpa cinta dan kasih..
Selamanya...

Seketika, pikiran ini terbawa kepada potongan video ingatan akan "rasa" yang menelusup ..merasuk ke hatiku, ketika kembali melaksanakan sholat berjamaah di masjid.

Rasa itu..
Rasa yang tidak ingin saya tukar dengan apapun..!!
Cinta jangan kau pergi...
Saya cuma butuh itu..
Butuh cintaMu...butuh ridhoMu..

Jumat, 04 Maret 2011

Tentang dan Ketika…

Saya sangat suka dengan dua kata ini..
Bagaikan burung yang terbang bebaaaasss…jauh..jauh..tinggi ke langit yang biru (mirip lagu yah..?)
Saya bisa berceloteh apapun…
MemujiMu..bersyukur..tersenyum..tertawa..menangis..bersabar..melihat..mendengar.. membaca.. menulis.. merasakan..Hmm, buanyaak…!! Tak bisa kusebutkan semuanya..
Tepukan di Pundakku..

Merindukan tepukan itu..
Sederhana, Cuma menepuk tiga kali di pundak kanan ku..
Kemudian tepukan itu mampu menguatkanku..menegarkan..mendamaikan hati..dan membuatku tersenyum..!
Terkadang terselip sebuah kalimat afirmasi yang semakin menguatkan tepukan itu..
Heii…
Engkau, Perempuan Sang Penepuk Pundak…
Semoga Rahman & Rahim-Nya senantiasa tercurah untukmu
^_^,

Tentang hujan dan hatiku..

Beranda Paviliun 4 08.15 waktu Indonesia bagian LPI Bogor

Tempat ini selalu menjadi tempat favoritku selama menjalankan program SGEI II di Bogor. Pagi ini, kembali hujan menyapa..memercikkan rahmat-Nya. Semoga semua orang terkasih juga merasakan bahagia yang kurasa..

Tentang hujan dan hatiku..


Hujan selalu mampu mendamaikan hatiku..merefresh kembali semua memori di kepala dan di hati (memang ada..?hehe..). Bagaikan sebuah video yang diputarkan di depan mataku, memanggil semua kenangan-kenangan indah yang tersimpan rapi di otak kecilku.

Seperti lagu yang disenandungkan oleh Amanda feat Opick “Terbayang satu wajah, penuh cinta..penuh kasih..”. Mama’…barakallahu, semoga Allah membalas semua cintamu dengan jannah-Nya.

Tentang Masa kanak-kanak ku yang indah, berlarian sepulang sekolah di tengah hujan. Dengan tas dan sepatu yang dibungkus kantong2 (plastic red).

Tentang rumah yang bocor karena hujan dan sang pemilik rumah tidak punya uang untuk memperbaikinya.

Tentang dua orang remaja yang berboncengan di tengah hujan lebat dan tampak menikmati hujan (hmm…perasaanku jadi aneh menyaksikan itu).

Tentang buruh bangunan yang tetap melanjutkan pekerjaannya di tengah hujan deras.

Tentang seorang bapak tua pembersih selokan yang mengerjakan tugasnya bersama dengan hujan.

Tentang anak kecil yang merengek ke ibunya karena mau bergabung dengan teman2nya untuk bermain hujan..

Tentang musibah yang katanya disebabkan oleh hujan yang berkepanjangan. Tapi yakinlah, saya tidak percaya dengan hal itu..Saya begitu menyayangi hujan. Musibah yang melanda karena ulah manusia juga ko’..!

Tentang anak-anak yang menjual payung di Pasar Central Makassar

Tentang para ojek payung di depan Mal Panakkukang Makassar

Tentang Pulau Buaya yang tak tampak dari Parepare kalau sedang hujan di Pinrang

Tentang lubang yang tak terlihat ketika hujan di jalan Pangkep, sering sekali memakan korban bagi pengguna jalan dan membuat bapakku mannoko’-noko’ (mengeluh/ ngomel).

Tentang seorang Perempuan Penepuk Pundak yang mengendarai motornya saangaaaat lambaaat ketika hujan mengguyur Makassarnya..

09:18 waktu bersama Oppah..Ipin..dan siswa Jampang 4

Hujan telah reda..suara tik..tik..tik..nya tergantikan dengan gelak tawa calon penerus bangsa from Jampang Bogor.

Tentang hujan dan hatiku, akan kulanjutkan ketika hujan menyapaku lagi..

T’senyum Slalu..

^_^,

Keroo n Me…

Hari yang indah dan penuh berkah, insya Allah…Kalimat itu senantiasa mengawali hari-hariku, tidak terkecuali ketika menjadi seorang ce’gu (kata Upin-Ipin) di sebuah sekolah yang letaknya cukup dengan membayar angkot Rp.1500 saja. Yah, panggilan Ce’gu di negara tetangga kita bisa jadi adalah sosok luar biasa. Tetapi di negara kita, terkadang profesi mulia ini dikesampingkan. Ah, sudahlah…saya tidak mau jutaan sel saraf pada tubuhku dan tubuh anda sekalian merespon afek negative dari statement yang baru saja kukatakan.
Disuatu pagi ketika guru kelas 1 sekolah tempat saya magang tidak bisa mengajar. Dag..dig..dug,..perut mules, sungguh saya tidak mengerti apa yang terjadi pada diriku. Oh, tunggu…!Bukankah itu gejala psikosomatis yang sering melanda seseorang yang merasakan kecemasan yang sedikit berlebih ketika dihadapkan dengan suatu masalah..? Benar, saya agak cemas ketika akan mengajar di kelas 1 SD (padahal yang akan saya hadapi adalah anak kecil berumur 6-7 tahun).
Assalamu’alaikum, anak-anak sekalian…!
Satu detik..dua..tiga…empat…lima detik…Ah, lama sekali pikirku!Kenapa mereka belum menjawab salamku..?Sebegitu minimnyakah pelajaran akhlak yang mereka terima?Tanyaku dalam hati yang sudah mulai berdzu’uzon.Astagfirullah…
Wa’alaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh, dengan suara yang sangat nyaring dan tampak jelas tarikan urat di leher siswa ketika menjawabnya. Alhamdulillah, senyumku pun mengembang.
Tatapan penuh tanya dan selidik tampak dari sebagian besar makhluk mungil yang ada di depanku. Seolah-olah mereka mau mengatakan, ini siapa yah..?Manis sekali…!!hehe..
Jurus pamungkas yang telah kupersiapkan sebelumnya akhirnya kukeluarkan juga. Seorang sahabat baru yang akan menemani tugas muliaku menjadi seorang pendidik. Namanya Keroo Sepintas, orang-orang akan melihat kalau saya dan Keroo memiliki beberapa kesamaan. Mata bulat besar, pipi tembem, tapi warna kami berbeda yah!Saya sawomatang dan keroo hijau. Hmm, ga’ cocok untuk dibandaingkan deh..!Yahh, dialah Keroo boneka tangan yang kusayang. Rencananya, saya akan memanfaatkan Keroo untuk berbicara kepada siswa. Berharap saya bisa merebut perhatian mereka melalui Keroo.
“Haaii..teman-teman, kenalkan nama saya Keroo” kataku bak pendongeng hebat.
“Haii Keroo, balas anak-anak yang sebagian besar didominasi oleh suara anak perempuan”.
“Yesss..yess..” berhasil kataku dalam hati.
“Bolehkah saya bermain bersama kalian disini..?” lanjutku
Dan seterusnya hingga saya mengajak mereka berkenalan satu per satu. Saya pun hampir lupa kalau sebelumnya psikosomatis menyerang. Kelas hari itu terasa sangat menyenangkan. Tertawa bersama siswaku, kemudian beralih profesi menjadi seorang Ibu untuk mendiamkan anaknya yang menangis karena rautannya direbut oleh temannya, maju ke depan belakang bernyanyi dan senam bersama mereka, dan Keroo tentu saja. Pengalaman pertamaku mengajar di kelas rendah, yang kita kenal dengan kelas yang amat sangat sulit untuk diatur, Subhanallah... Thanks Yaa Rabb,,,syukran Keroo..!
Ternyata dengan sebuah boneka tangan, saya bisa mendapatkan hati siswa di hari pertamaku menjadi Ce’gu..!T’senyum Slalu…^_^,

Fabiayyi'ala irabbikuma tukazziban...

Fabiayyi'ala irabbikuma tukazziban...