Kamis, 17 Januari 2008

Me VS Sepatu Butut Qu....

Bismillah....

Kaki ini terasa ringan melangkah kemana saja..

Tentu saja!! Karena diri ini telah memanjakannya dengan sepasang sepatu berwarna cokelat agak kemerahatian (ehehe...warna apaan tu??).

Sepatu itu adalah oleh-oleh dari ibu waktu ia ke Bali. Sepatunya terbuat dari kain. Beralaskan karet yang kaya’nya lebih mirip gabus...

Poko’nya...it’s very kereeen 4 me..(persepsiku’ ini nah...)

Lucuna...meski hanya karena hujan rintik-rintik, ato ada air gelas yang menetes di sepatuku..., hehe..kakiku langsung basah kuyup (ggrrrrrhhh...dinginnya kaue...!)

Suatu hari, saya termenung sambil menatap sepatu itu...

Tapi bukan “dinginnya” itu yang membuatku termenung, hingga meneteskan air mata...

Penyebabnya adalah fugsi mulia dari si Butut (sepatunya kupanggil kya begitu..). Sepatu itu kini telah rusak..masih bisa kupakai siih(tapi lapuk sekali mi kodong...). Alasnya sudah semakin menipis, pelapisnya pun tinggal sebelah.

Sekali lagi, saya sedih dengan kondisi sepatuku itu...

Si Butut telah menemaniku dalam DAKWAH ini..

Si Butut lah yang menjadi saksi kemana saja kaki ini melangkah..

Si Butut lah yang selama ini mengawal ketika ku mengabdikan diripadaNya.

Yaa Rabb...

Tak dapat kuhitung betapa besar nikmat yang diberikan oleh Butut Mu itu.

Sepasang sepatu telah mengajarkan kita arti sebuah pengabdian kepada pemiliknya..

Ketika saya memakainya ke kampus, ke mall, Liqo’, dll..semuanya tidak lain sebagai pengabdiannya kepada seorang Titien sang pemiliki sepatu.

Si Butut ikhlas merelakan dirinya melakukan apapun yang dikehendaki pemiliknya..

Namun, bagaimana dengan kita...??

Sudah kah kita mengikhlaskan diri kita untuk melakukan segala sesuatu yang diinginkan oleh pemiliki diri kita..??

Sudah kah kita mengabdikan diri kita sebagaimana si Butut mengabdikan diri pada pemiliknya..??

Si Butut hanyalah sebuah benda mati..

Sedangkan kita...??

Allah membekali kita dengan AKAL, supaya kita bisa berfikir...

Allah memberi kita akal MATA, supaya kita bisa Iqra’..

Allah memberi kita mulut, supaya kita bisa melafazkan AsmaNya..

Jadi sudah seberapa besar pengabdia kita padaNya??

Bukan kah Si Butut lebih mulia..??

Astagfirullahal’adzim...

Tidak ada komentar:

Fabiayyi'ala irabbikuma tukazziban...

Fabiayyi'ala irabbikuma tukazziban...